Anda tentu sudah pernah mendengar nama Casanova yang identik dengan playboy
alias penakluk wanita. Nama ini sudah menjadi legenda perayu wanita
ulung bersama-sama dengan julukan Don Juan dan Lothario. Ketiga nama ini
memperoleh ‘gelar’ sebagai philanderer, womanizer, skirt-chaser
yang semuanya bermakna ‘lelaki yang pandai memikat hati banyak wanita
dan bak lebah terbang dari kuntum ke kuntum lain dan selalu berhasil
mengisap sari madu bunga yang dihinggapinya’. Namun berbeda dengan Don
Juan dan Lothario yang hanya merupakan tokoh fiksi, Casanova benar-benar
pernah ada dalam sejarah kehidupan manusia dan bahkan dia menuliskan
pengalaman petualangan cintanya dalam buku otobiografi sebanyak 12
jilid. Seperti kita ketahui Don Juan hanyalah tokoh fiksi dalam hikayat
Spanyol pada abad 16, sedangkan Lothario adalah tokoh dalam dongeng Don Quixote,
di mana diceritakan Lothario yang diberi ‘tugas’ oleh sahabat karibnya,
Anselmo untuk mengetes kesetiaan isterinya bernama Camila dengan
merayunya. Uji kesetiaan ini malah berakhir dengan cinta terlarang
antara Lothario dan Camila.
Giacomo Casanova
memang mempunyai ‘prestasi’ luar biasa sebagai penakluk wanita. Tak
kurang dari 132 wanita berhasil dilucuti hatinya, mulai dari
wanita-wanita bangsawan (noblewomen), aktris, penari, pelayan istana (chambermaids), budak wanita Yunani, keponakan seorang imam, anak gadis seorang petani, perempuan hiperseks (nymphomaniac),
lima gadis bersaudara kandung ditambah ibunya, bahkan juga dengan dua
orang biarawati. Apa resep Casanova, yang diam-diam jadi panutan (role model)
para lelaki (baik yang hidung belang maupun yang hidung tak belang)
ini? Ternyata kata kuncinya adalah perhatian yang tulus. Di dalam
menjalin hubungan dengan semua wanita, dia selalu memberikan cinta dan
perhatian total dan mendapat imbalan cinta dari mereka. Dalam kamus
cintanya, Casanova tak pernah menerapkan prinsip ‘tabrak lari’, yaitu
sekedar memanipulasi kelemahan wanita, menikmati seks dan kemudian
meninggalkannya. Dia memproklamasikan dirinya sebagai ‘manusia bebas’ (free agent atau libertine) dan tulisan-tulisan di bukunya menggambarkan pemikirannya yang kontroversial namun unik.
Secara tersirat
Casanova memberikan kiat-kiat penting untuk menaklukkan hati wanita.
Pertama untuk membuat wanita merasa spesial, lakukan sesuatu yang
spesial pula. Kedua, pilihlah tempat berduaan dengan privacy
yang baik, karena suasana ini akan menciptakan kemesraan. Ketiga,
buatlah wanita merasa bahwa Anda mengagumi dirinya. Memandangi wajahnya
sambil memuji kecantikannya secara tidak berlebihan akan melambungkan
hatinya. Juga memujinya smart (pandai) akan membuatnya tersanjung. Keempat,
jangan pelit memberikan dia hadiah tanda perhatian dengan memilih-milih
harga benda itu. Kelima, bersikaplah penuh canda (playful) dan
spontan. Dan yang terpenting dari semau hal ini, Anda harus lakukan
dari lubuk hati yang terdalam dan bukan sekedar tipuan cinta gombal.
Sekalipun Casanova
dikenal sebagai orang dengan moral liar, namun dari bukunya bisa dipetik
sejumlah kutipan yang patut direnungkan. Dia memang dianggap sebagai
tokoh yang mengamati kehidupan secara filosofis. Kutipan-kutipan yang
unik diantaranya adalah Marriage is the tomb of love (Pernikahan adalah kuburan dari cinta), Love is three quarters curiosity (Cinta itu tiga per empat adalah rasa penasaran), I found that the writer who says SUBLATA LUCERNA NULLUM DISCRIMEN INTER MULIERES (’when the lamp is taken away, all women are alike’) says true; but without love, this great business is a vile thing
( Saya dapatkan bahwa pengarang yang mengatakan ‘bila lampu sudah
dipadamkan, semua wanita sama saja’ memang benar adanya. Tetapi tanpa
rasa cinta, perkara besar ini akan mudarat).
Quotes (kutipan) Casanova lainnya misalnya I don’t conquer, I submit (Saya tidak menaklukkan, saya mengalah), Real
love is the love that sometimes arises after sensual pleasure: if it
does, it is immortal; the other kind inevitably goes stale, for it lies
in mere fantasy (Cinta sejati adalah cinta yang kadangkala tumbuh
dari kenikmatan duniawi, dan bila itu yang terjadi, dia akan abadi.
Sebaliknya bila tidak, maka mau tak mau dia akan menjadi basi, karena
cuma didasarkan pada khayalan belaka). Ya, karena ini diucapkan oleh
seorang Casanova, Anda boleh menyetujui, boleh juga tidak.
sumber: Gustaaf Kusno
{ 0 comments... Skip ke Kotak Komentar }
Post a Comment