Nama Lengkap:
Gibrān Khalīl Gibrān bin Mikhā'īl bin Sa'ad
------------------------------------------
Lahir :
6 Januari 1883
Bsharri, Mount Lebanon Mutasarrifate, Ottoman Syria (sekarang Lebanon)
------------------------------------------
Meninggal :
10 April 1931 (umur 48) New York, Amerika Serikat
------------------------------------------
Pekerjaan :
Penyair, Pelukis, Pemahat, Penulis, Filsuf, Pakar teologi, Seniman seni rupa
------------------------------------------
Kebangsaan :
Lebanon Amerika
------------------------------------------
Karya terkenal :
The Prophet
------------------------------------------
Khalil Gibran lahir pada tanggal 6 January 1883, di daerah pegunungan di Lebanon Utara. Ibunya, Kamila Rahmeh berusia 30 tahun ketika melahirkan Khalil Gibran. Gibran lahir dari suami ibunya yang ke tiga – yang jarang mempedulikan nasib keluarga Gibran. Gibran memiliki 1 kakak tiri bernama Peter, dan dua adik perempuan bernama Mariana dan Sultana. Ibu Khalil Gibran berasal dari latar belakang religius yang tidak berpendidikan.
Gibran tumbuh sebagai anak yang pendiam dan perenung. Semenjak kecil, Gibran sangat suka mengamati air terjun bertingkat, tebing-tebing, dan pohon-pohon Cedar. Kelak, simbol-simbol alam ini akan menjadi sumber inspirasi bagi lukisan dan tulisan-tulisannya.
Gibran memang berasal dari keluarga kampung biasa, sehingga Gibran tidak bisa menerima pendidikan formal seperti layaknya keluarga bangsawan. Sebaliknya – karena berasal dari keluarga religius, pendidikan yang diterima Gibran hanya tentang Alkitab (Injil) bersamaan dengan pelajaran Bahasa Siria dan Arab. Pendidikan ini ia dapatkan dari seorang pastor yang secara rutin mengunjungi desanya. Untuk membuka wawasan Gibran, sang pastor mengajari dia membaca dan dan menulis, yang perlahan-lahan membuka pemikiran Gibran akan sejarah, ilmu pengetahuan, dan bahasa.
Pada usia delapan tahun, Ayah Gibran dituduh melakukan penggelapan pajak. Maka Ayah Gibran ditangkap, seluruh harta dan kekayaannya pun turut disita negara. Akibatnya, Gibran dan keluarganya menjadi tunawisma. Ibu Gibran memutuskan untuk berimigrasi ke Amerika untuk mencari kehidupan yang lebih baik – mengikuti paman Gibran yang sudah terlebih dulu pindah ke sana. Gibran dan keluarganya berangkat berlayar menuju New York, Amerika pada tanggal 25 Juni 1895. Sedangkan ayahnya tetap tinggal di Libanon.
Pada usia sepuluh tahun, Gibran pernah jatuh dari tebing. Untuk mengobati tulang bahunya yang retak, keluarganya membuatkan semacam salib untuk diikatkan dibahunya (sebagai penopang) selama 40 hari lamanya. Peristiwa ini mengingatkan Gibran akan pengembaraan dan puasa Yesus di padang gurun selama 40 hari. Kelak, ingatan ini jugalah yang berperan penting dalam karya-karya sastranya.
Di Amerika, Gibran dan keluarganya tinggal di daerah Boston Selatan, yang kala itu menjadi daerah komunitas Siria di Amerika. Kebuadayaan di daerah itu tidak jauh berbeda dengan budaya di daerah Ibu Gibran, mereka pun kebanyakan menggunakan bahasa Arab, sehingga gampang dimengerti oleh keluarga Gibran. Sebagai kepala keluarga, Ibu Gibran mulai bekerja sebagai pedagang keliling. Pada waktu itu, pedagang keliling adalah sumber pendapatan utama bagi para imigran Siria. Mereka pun kadang mendapatkan stigma yang negatif dari para penduduk Amerika, karena kehidupan Arab yang ‘berbeda’ serta kebiasaan hidup mereka yang cenderung malas.
Gibran mulai masuk sekolah pada tanggal 30 September 1895 – 2 bulan sesudah ia sampai di Amerika. Karena ia seorang imigran dan tidak pernah sekolah sebelumnya, maka Gibran harus mengikuti pendidikan dasar dulu, yaitu pendidikan bahasa Inggris. Saat sekolah, Gibran sangat antusias dengan sketsa dan lukisan seorang gurunya – sebuah hobi yang sudah ia sukai semenjak masa kecilnya di Libanon.
Rasa ingin tau Gibran yang besar akan seni, membuat dia mulai memasuki daerah budaya di Boston, yang begitu memukau dia dengan keramaian dunia teater, Opera, dan galeri seni. Dengan inspirasi seninya yang luar biasa dan lewat lukisan-lukisannya yang artistik, Gibran mendapatkan perhatian dari guru-gurunya di sekolah. Mereka lalu menghubungi Fred Holland Day, seorang seniman dan pencari bakat waktu itu. Melalui Fred Hollan Day inilah yang akhirnya membuka jalan bagi Gibran menuju cita-citanya : filosofis, Novelis, Sastrawan, dan Pujangga.
Karya-karya gibran sangat mempengaruhi kebudayaan modern Amerika hingga tahun 1960-an, pada tahun 1904 Gibran memulai exhibition-nya yang pertama di Boston. Pada tahun 1908 hingga 1910 dia belajar seni pada August Rodin di Paris. Tahun 1912 dia pindah ke New York, tempat dimana dia mengabdikan diri pada karya tulis dan lukisan.
Karya-karya awal Gibran kebanyakan ditulis dalam bahasa Arab, dan baru mulai tahun 1918 dia mulai menulis karya-karyanya dalam bahasa Inggris. Pada tahun 1920 ia mendirikan sebuah kelompok bagi penulis-penulis Arab : Mahgar (al-Mahgar). Anggota-anggota komunitas ini antara lain : Mikha’il Na’ima (1889-1988), Iliya Abu Madi (1889-1957), Nasib Arida (1887-1946), Nadra Haddad (1881-1950), dan Ilyas Abu Sabaka (1903-47).br /br /Gibran meninggal di New York pada tanggal 10 April 1931. Salah satu karya terbesarnya yang cukup terkenal ialah : The Propet (Sang nabi), sebuah buku yang berisi 26 esai puisi, yang sudah diterjemahkan di lebih 20 bahasa. The Prophet (Sang Nabi) mengisahkan tentang seorang nabi yang tinggal di negeri asing selama 12 tahun, yang sedang berada di kapal menuju perjalanan pulang. Di tengah perjalanan itulah sang nabi tersebut di hentikan oleh sekelompok orang, yang ingin diajar tentang misteri-misteri kehidupan.
Pada tahun 1911 Gibran pindah ke kota New York. Di New York Gibran bekerja di apartemen studionya di 51 West Tenth Street, sebuah bangunan yang sengaja didirikan untuk tempat ia melukis dan menulis.
Sebelum tahun 1912 "Broken Wings" telah diterbitkan dalam Bahasa Arab. Buku ini bercerita tentang cinta Selma Karami kepada seorang muridnya. Namun, Selma terpaksa menjadi tunangan kemenakannya sendiri sebelum akhirnya menikah dengan suami yang merupakan seorang uskup yang oportunis. Karya Gibran ini sering dianggap sebagai otobiografinya.
Pengaruh "Broken Wings" terasa sangat besar di dunia Arab karena di sini untuk pertama kalinya wanita-wanita Arab yang dinomorduakan mempunyai kesempatan untuk berbicara bahwa mereka adalah istri yang memiliki hak untuk memprotes struktur kekuasaan yang diatur dalam perkawinan. Cetakan pertama "Broken Wings" ini dipersembahkan untuk Mary Haskell.
Gibran sangat produktif dan hidupnya mengalami banyak perbedaan pada tahun-tahun berikutnya. Selain menulis dalam bahasa Arab, dia juga terus menyempurnakan penguasaan bahasa Inggrisnya dan mengembangkan kesenimanannya. Ketika terjadi perang besar di Lebanon, Gibran menjadi seorang pengamat dari kalangan nonpemerintah bagi masyarakat Suriah yang tinggal di Amerika.
Ketika Gibran dewasa, pandangannya mengenai dunia Timur meredup. Pierre Loti, seorang novelis Perancis, yang sangat terpikat dengan dunia Timur pernah berkata pada Gibran, kalau hal ini sangat mengenaskan! Disadari atau tidak, Gibran memang telah belajar untuk mengagumi kehebatan Barat.
Sebelum tahun 1918, Gibran sudah siap meluncurkan karya pertamanya dalam bahasa Inggris, "The Madman", "His Parables and Poems". Persahabatan yang erat antara Mary tergambar dalam "The Madman". Setelah "The Madman", buku Gibran yang berbahasa Inggris adalah "Twenty Drawing", 1919; "The Forerunne", 1920; dan "Sang Nabi" pada tahun 1923, karya-karya itu adalah suatu cara agar dirinya memahami dunia sebagai orang dewasa dan sebagai seorang siswa sekolah di Lebanon, ditulis dalam bahasa Arab, namun tidak dipublikasikan dan kemudian dikembangkan lagi untuk ditulis ulang dalam bahasa Inggris pada tahun 1918-1922.
Sebelum terbitnya "Sang Nabi", hubungan dekat antara Mary dan Gibran mulai tidak jelas. Mary dilamar Florance Minis, seorang pengusaha kaya dari Georgia. Ia menawarkan pada Mary sebuah kehidupan mewah dan mendesaknya agar melepaskan tanggung jawab pendidikannya. Walau hubungan Mary dan Gibran pada mulanya diwarnai dengan berbagai pertimbangan dan diskusi mengenai kemungkinan pernikahan mereka, namun pada dasarnya prinsip-prinsip Mary selama ini banyak yang berbeda dengan Gibran. Ketidaksabaran mereka dalam membina hubungan dekat dan penolakan mereka terhadap ikatan perkawinan dengan jelas telah merasuk ke dalam hubungan tersebut. Akhirnya Mary menerima Florance Minis.
Pada tahun 1920 Gibran mendirikan sebuah asosiasi penulis Arab yang dinamakan Arrabithah Al Alamia (Ikatan Penulis). Tujuan ikatan ini merombak kesusastraan Arab yang stagnan. Seiring dengan naiknya reputasi Gibran, ia memiliki banyak pengagum. Salah satunya adalah Barbara Young. Ia mengenal Gibran setelah membaca "Sang Nabi". Barbara Young sendiri merupakan pemilik sebuah toko buku yang sebelumnya menjadi guru bahasa Inggris. Selama 8 tahun tinggal di New York, Barbara Young ikut aktif dalam kegiatan studio Gibran.
Gibran menyelesaikan "Sand and Foam" tahun 1926, dan "Jesus the Son of Man" pada tahun 1928. Ia juga membacakan naskah drama tulisannya, "Lazarus" pada tanggal 6 Januari 1929. Setelah itu Gibran menyelesaikan "The Earth Gods" pada tahun 1931. Karyanya yang lain "The Wanderer", yang selama ini ada di tangan Mary, diterbitkan tanpa nama pada tahun 1932, setelah kematiannya. Juga tulisannya yang lain "The Garden of the Propeth".
Pada tanggal 10 April 1931 jam 11.00 malam, Gibran meninggal dunia. Tubuhnya memang telah lama digerogoti sirosis hepatis dan tuberkulosis, tapi selama ini ia menolak untuk dirawat di rumah sakit. Pada pagi hari terakhir itu, dia dibawa ke St. Vincent's Hospital di Greenwich Village.
Hari berikutnya Marianna mengirim telegram ke Mary di Savannah untuk mengabarkan kematian penyair ini. Meskipun harus merawat suaminya yang saat itu juga menderita sakit, Mary tetap menyempatkan diri untuk melayat Gibran.
Jenazah Gibran kemudian dikebumikan tanggal 21 Agustus di Mar Sarkis, sebuah biara Karmelit di mana Gibran pernah melakukan ibadah.
Sepeninggal Gibran, Barbara Younglah yang mengetahui seluk-beluk studio, warisan dan tanah peninggalan Gibran. Juga secarik kertas yang bertuliskan, "Di dalam hatiku masih ada sedikit keinginan untuk membantu dunia Timur, karena ia telah banyak sekali membantuku."
sumber :
wikipedia.org & berbagai sumber
------------------------------------------
Lahir :
6 Januari 1883
Bsharri, Mount Lebanon Mutasarrifate, Ottoman Syria (sekarang Lebanon)
------------------------------------------
Meninggal :
10 April 1931 (umur 48) New York, Amerika Serikat
------------------------------------------
Pekerjaan :
Penyair, Pelukis, Pemahat, Penulis, Filsuf, Pakar teologi, Seniman seni rupa
------------------------------------------
Kebangsaan :
Lebanon Amerika
------------------------------------------
Karya terkenal :
The Prophet
------------------------------------------
Khalil Gibran lahir pada tanggal 6 January 1883, di daerah pegunungan di Lebanon Utara. Ibunya, Kamila Rahmeh berusia 30 tahun ketika melahirkan Khalil Gibran. Gibran lahir dari suami ibunya yang ke tiga – yang jarang mempedulikan nasib keluarga Gibran. Gibran memiliki 1 kakak tiri bernama Peter, dan dua adik perempuan bernama Mariana dan Sultana. Ibu Khalil Gibran berasal dari latar belakang religius yang tidak berpendidikan.
Gibran tumbuh sebagai anak yang pendiam dan perenung. Semenjak kecil, Gibran sangat suka mengamati air terjun bertingkat, tebing-tebing, dan pohon-pohon Cedar. Kelak, simbol-simbol alam ini akan menjadi sumber inspirasi bagi lukisan dan tulisan-tulisannya.
Gibran memang berasal dari keluarga kampung biasa, sehingga Gibran tidak bisa menerima pendidikan formal seperti layaknya keluarga bangsawan. Sebaliknya – karena berasal dari keluarga religius, pendidikan yang diterima Gibran hanya tentang Alkitab (Injil) bersamaan dengan pelajaran Bahasa Siria dan Arab. Pendidikan ini ia dapatkan dari seorang pastor yang secara rutin mengunjungi desanya. Untuk membuka wawasan Gibran, sang pastor mengajari dia membaca dan dan menulis, yang perlahan-lahan membuka pemikiran Gibran akan sejarah, ilmu pengetahuan, dan bahasa.
Pada usia delapan tahun, Ayah Gibran dituduh melakukan penggelapan pajak. Maka Ayah Gibran ditangkap, seluruh harta dan kekayaannya pun turut disita negara. Akibatnya, Gibran dan keluarganya menjadi tunawisma. Ibu Gibran memutuskan untuk berimigrasi ke Amerika untuk mencari kehidupan yang lebih baik – mengikuti paman Gibran yang sudah terlebih dulu pindah ke sana. Gibran dan keluarganya berangkat berlayar menuju New York, Amerika pada tanggal 25 Juni 1895. Sedangkan ayahnya tetap tinggal di Libanon.
Pada usia sepuluh tahun, Gibran pernah jatuh dari tebing. Untuk mengobati tulang bahunya yang retak, keluarganya membuatkan semacam salib untuk diikatkan dibahunya (sebagai penopang) selama 40 hari lamanya. Peristiwa ini mengingatkan Gibran akan pengembaraan dan puasa Yesus di padang gurun selama 40 hari. Kelak, ingatan ini jugalah yang berperan penting dalam karya-karya sastranya.
Di Amerika, Gibran dan keluarganya tinggal di daerah Boston Selatan, yang kala itu menjadi daerah komunitas Siria di Amerika. Kebuadayaan di daerah itu tidak jauh berbeda dengan budaya di daerah Ibu Gibran, mereka pun kebanyakan menggunakan bahasa Arab, sehingga gampang dimengerti oleh keluarga Gibran. Sebagai kepala keluarga, Ibu Gibran mulai bekerja sebagai pedagang keliling. Pada waktu itu, pedagang keliling adalah sumber pendapatan utama bagi para imigran Siria. Mereka pun kadang mendapatkan stigma yang negatif dari para penduduk Amerika, karena kehidupan Arab yang ‘berbeda’ serta kebiasaan hidup mereka yang cenderung malas.
Gibran mulai masuk sekolah pada tanggal 30 September 1895 – 2 bulan sesudah ia sampai di Amerika. Karena ia seorang imigran dan tidak pernah sekolah sebelumnya, maka Gibran harus mengikuti pendidikan dasar dulu, yaitu pendidikan bahasa Inggris. Saat sekolah, Gibran sangat antusias dengan sketsa dan lukisan seorang gurunya – sebuah hobi yang sudah ia sukai semenjak masa kecilnya di Libanon.
Rasa ingin tau Gibran yang besar akan seni, membuat dia mulai memasuki daerah budaya di Boston, yang begitu memukau dia dengan keramaian dunia teater, Opera, dan galeri seni. Dengan inspirasi seninya yang luar biasa dan lewat lukisan-lukisannya yang artistik, Gibran mendapatkan perhatian dari guru-gurunya di sekolah. Mereka lalu menghubungi Fred Holland Day, seorang seniman dan pencari bakat waktu itu. Melalui Fred Hollan Day inilah yang akhirnya membuka jalan bagi Gibran menuju cita-citanya : filosofis, Novelis, Sastrawan, dan Pujangga.
Karya-karya gibran sangat mempengaruhi kebudayaan modern Amerika hingga tahun 1960-an, pada tahun 1904 Gibran memulai exhibition-nya yang pertama di Boston. Pada tahun 1908 hingga 1910 dia belajar seni pada August Rodin di Paris. Tahun 1912 dia pindah ke New York, tempat dimana dia mengabdikan diri pada karya tulis dan lukisan.
Karya-karya awal Gibran kebanyakan ditulis dalam bahasa Arab, dan baru mulai tahun 1918 dia mulai menulis karya-karyanya dalam bahasa Inggris. Pada tahun 1920 ia mendirikan sebuah kelompok bagi penulis-penulis Arab : Mahgar (al-Mahgar). Anggota-anggota komunitas ini antara lain : Mikha’il Na’ima (1889-1988), Iliya Abu Madi (1889-1957), Nasib Arida (1887-1946), Nadra Haddad (1881-1950), dan Ilyas Abu Sabaka (1903-47).br /br /Gibran meninggal di New York pada tanggal 10 April 1931. Salah satu karya terbesarnya yang cukup terkenal ialah : The Propet (Sang nabi), sebuah buku yang berisi 26 esai puisi, yang sudah diterjemahkan di lebih 20 bahasa. The Prophet (Sang Nabi) mengisahkan tentang seorang nabi yang tinggal di negeri asing selama 12 tahun, yang sedang berada di kapal menuju perjalanan pulang. Di tengah perjalanan itulah sang nabi tersebut di hentikan oleh sekelompok orang, yang ingin diajar tentang misteri-misteri kehidupan.
Pada tahun 1911 Gibran pindah ke kota New York. Di New York Gibran bekerja di apartemen studionya di 51 West Tenth Street, sebuah bangunan yang sengaja didirikan untuk tempat ia melukis dan menulis.
Sebelum tahun 1912 "Broken Wings" telah diterbitkan dalam Bahasa Arab. Buku ini bercerita tentang cinta Selma Karami kepada seorang muridnya. Namun, Selma terpaksa menjadi tunangan kemenakannya sendiri sebelum akhirnya menikah dengan suami yang merupakan seorang uskup yang oportunis. Karya Gibran ini sering dianggap sebagai otobiografinya.
Pengaruh "Broken Wings" terasa sangat besar di dunia Arab karena di sini untuk pertama kalinya wanita-wanita Arab yang dinomorduakan mempunyai kesempatan untuk berbicara bahwa mereka adalah istri yang memiliki hak untuk memprotes struktur kekuasaan yang diatur dalam perkawinan. Cetakan pertama "Broken Wings" ini dipersembahkan untuk Mary Haskell.
Gibran sangat produktif dan hidupnya mengalami banyak perbedaan pada tahun-tahun berikutnya. Selain menulis dalam bahasa Arab, dia juga terus menyempurnakan penguasaan bahasa Inggrisnya dan mengembangkan kesenimanannya. Ketika terjadi perang besar di Lebanon, Gibran menjadi seorang pengamat dari kalangan nonpemerintah bagi masyarakat Suriah yang tinggal di Amerika.
Ketika Gibran dewasa, pandangannya mengenai dunia Timur meredup. Pierre Loti, seorang novelis Perancis, yang sangat terpikat dengan dunia Timur pernah berkata pada Gibran, kalau hal ini sangat mengenaskan! Disadari atau tidak, Gibran memang telah belajar untuk mengagumi kehebatan Barat.
Sebelum tahun 1918, Gibran sudah siap meluncurkan karya pertamanya dalam bahasa Inggris, "The Madman", "His Parables and Poems". Persahabatan yang erat antara Mary tergambar dalam "The Madman". Setelah "The Madman", buku Gibran yang berbahasa Inggris adalah "Twenty Drawing", 1919; "The Forerunne", 1920; dan "Sang Nabi" pada tahun 1923, karya-karya itu adalah suatu cara agar dirinya memahami dunia sebagai orang dewasa dan sebagai seorang siswa sekolah di Lebanon, ditulis dalam bahasa Arab, namun tidak dipublikasikan dan kemudian dikembangkan lagi untuk ditulis ulang dalam bahasa Inggris pada tahun 1918-1922.
Sebelum terbitnya "Sang Nabi", hubungan dekat antara Mary dan Gibran mulai tidak jelas. Mary dilamar Florance Minis, seorang pengusaha kaya dari Georgia. Ia menawarkan pada Mary sebuah kehidupan mewah dan mendesaknya agar melepaskan tanggung jawab pendidikannya. Walau hubungan Mary dan Gibran pada mulanya diwarnai dengan berbagai pertimbangan dan diskusi mengenai kemungkinan pernikahan mereka, namun pada dasarnya prinsip-prinsip Mary selama ini banyak yang berbeda dengan Gibran. Ketidaksabaran mereka dalam membina hubungan dekat dan penolakan mereka terhadap ikatan perkawinan dengan jelas telah merasuk ke dalam hubungan tersebut. Akhirnya Mary menerima Florance Minis.
Pada tahun 1920 Gibran mendirikan sebuah asosiasi penulis Arab yang dinamakan Arrabithah Al Alamia (Ikatan Penulis). Tujuan ikatan ini merombak kesusastraan Arab yang stagnan. Seiring dengan naiknya reputasi Gibran, ia memiliki banyak pengagum. Salah satunya adalah Barbara Young. Ia mengenal Gibran setelah membaca "Sang Nabi". Barbara Young sendiri merupakan pemilik sebuah toko buku yang sebelumnya menjadi guru bahasa Inggris. Selama 8 tahun tinggal di New York, Barbara Young ikut aktif dalam kegiatan studio Gibran.
Gibran menyelesaikan "Sand and Foam" tahun 1926, dan "Jesus the Son of Man" pada tahun 1928. Ia juga membacakan naskah drama tulisannya, "Lazarus" pada tanggal 6 Januari 1929. Setelah itu Gibran menyelesaikan "The Earth Gods" pada tahun 1931. Karyanya yang lain "The Wanderer", yang selama ini ada di tangan Mary, diterbitkan tanpa nama pada tahun 1932, setelah kematiannya. Juga tulisannya yang lain "The Garden of the Propeth".
Pada tanggal 10 April 1931 jam 11.00 malam, Gibran meninggal dunia. Tubuhnya memang telah lama digerogoti sirosis hepatis dan tuberkulosis, tapi selama ini ia menolak untuk dirawat di rumah sakit. Pada pagi hari terakhir itu, dia dibawa ke St. Vincent's Hospital di Greenwich Village.
Hari berikutnya Marianna mengirim telegram ke Mary di Savannah untuk mengabarkan kematian penyair ini. Meskipun harus merawat suaminya yang saat itu juga menderita sakit, Mary tetap menyempatkan diri untuk melayat Gibran.
Jenazah Gibran kemudian dikebumikan tanggal 21 Agustus di Mar Sarkis, sebuah biara Karmelit di mana Gibran pernah melakukan ibadah.
Sepeninggal Gibran, Barbara Younglah yang mengetahui seluk-beluk studio, warisan dan tanah peninggalan Gibran. Juga secarik kertas yang bertuliskan, "Di dalam hatiku masih ada sedikit keinginan untuk membantu dunia Timur, karena ia telah banyak sekali membantuku."
sumber :
wikipedia.org & berbagai sumber
{ 0 comments... Skip ke Kotak Komentar }
Post a Comment