Bulan November bisa dibilang bulan kebahagian untuk sebagian orang. Bulan dag-dig-dug, bulan awal kehidupan baru, bulan terciptanya jalinan cinta, dan satu lagi bulan musim hujan. Berawal dari dorongan efek kafein (pengen ngopi) yang mewajibkan saya harus ke warung (sakaw tingkat tinggi) mencari se-sachet kopi dan rokok tentunya. Judul nya ngajak temen, dan posisi saya dibonceng mengendarai si hitam (vixion item).
Warung di bilang jauh dari basecamp (gaya dikit), mata terus memandang pemandangan sepanjang jalan, tengok kanan-tengok kiri kali aja nemu duit (wkwkwk, maklum lagi bokek). Ada satu perasaan penasaran, pertama kali jalan mata tertuju pada daun kelapa yang dianyam sedemikian rupa dan di gantung dengan bambu di pinggir jalan, janur kuning. Pemandangan yang menyakitkan bagi seorang jomblo ganteng seperti saya (ehem) ketika melihat janur kuning, pertanyaan yang langsung tersirat "kawin, kapan giliran gua nih??!". Haduuuh peuurih, apalagi cewe yang kawin itu pacar sendiri, jangan sampe kejadian deh.
Ada fenomena yang tak biasa terlihat, dimana setiap beberapa meter jaraknya, janur kuning terpasang diantara gang-gang dan jalan (wah, gua pikir ada lomba kawin nih). Musim kawin, mungkin kata yang tepat. Ternyata gak cuma buah-buahan yang ada musimnya, jangan salah, kawin juga ada musim nya......hahaha...
Kawin atau nikah atau married atau zuaj (زواج), cuma istilah penggunaan kata saja, intinya sama. Sebagian orang mungkin membedakan antara kawin dan nikah (yang katanya anak gaul tapi blo'on), yang kalau nikah itulah yang sah (dapet dari mana tuh). Masa bodo lah, kareeep muuuu...
Mau kawin mau nikah mau merid mau juaz yang penting sah, apapun makanan nya yang penting minumannya (model iklan aja), apapun katanya yang penting sahnya. Titik !!
Ketika saya mendengar kata kawin, teringat lagu lawas ciptaannya Doel Sumbang , klo gak salah judulnya Jang Karim dan Nyie Imas, yang menceritakan seorang pasangan yang merayakan hajatan pernikahannya, waktu itu musim paceklik, hama wereng menyerang. Tamu terus berdatangan mengucapkan selamat, tapi apa yang ada di otak si pengantin pria, "perasaan tamu yang dateng gak abis-abis, kapan udahannya nya??". Ternyata si pengantin pria udah gak kuat, pengen gituan (jangan tanya klo gak ngerti).......wkwkwkw (tahan dulu mas, sabar). Kocak emang tuh lagu.
Janur kuning lebih baik dari pada bendera kuning. Cepatlah kawin sebelum mati, kalau memang sudah siap (lahir & batin), mau nunggu apalagi. Tentukan tanggal, jangan takut gak bisa ngasih empan buat bini, namanya rezeki siapa yang tau. Banyak anak banyak rezeki (kata orang tua dulu) memang benar adanya. Setiap orang sudah ditentukan rezekinya masing-masing (usaha dan doa jangan lupa). Misalnya kita hanya mempunyai 2 anak, setiap anak dikasih 20% rezeki (misalnya), 2 anak = 40% rezeki. Kalau kita punya 5 anak, hasilnya 100% rezeki. Betul gak?? Syukuri apa yang telah diberikan, jangan ikutan KB (Keluarga Berencana) deh, yang menganjurkan cuma punya 2 anak sudah cukup dan ingat efek samping yang akan terjadi. Hiduplah dengan kehidupan secara natural, kalau memang hamil, ya hamil aja.....gitu aja kok repot. (buset, jadi ceramah gini...haha)
Kita kembali ke janur kuning. Bulan November yang kalau kata GnR bulannya musim hujan (tepat bener bikin judulnya) tidak mengurungkan niat para calon pengantin untuk melangsungkan pernikahannya. Perjalanan saya dari Simpang - Pasawahan yang terlihat oleh mata dan terhitung ada lebih dari 15 janur kuning......buseeeeeet banyak amat. Apakah mereka janjian untuk menikah bareng?? jawabnya klo anak sekarang, MANA ADAAAAAAAAAAA !!
Nih sebagian photo janur kuning yang terekam :
{ 0 comments... Skip ke Kotak Komentar }
Post a Comment